Rabu, 29 Agustus 2012

Kegagalan Adalah Pembelajaran Diri

Kegagalan bukan lah akhir dari sebuah usaha. kegagalan merupakan hal yang bisa membuat kita bangkit dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Usaha, ketekunan, rajin, dan niat yang kuat dapat merubah kegagalan menjadi keberhasilan. jangn merasa diri kita tidak mampu dalam menggapai sesuatu yang baik. kita bisa memperbaiki kegagalan  itu  dengan serius.

Apabila kita kita tidak berusaha wajar kegagalan akan kembali kepada kita tetapi apabila kita mempunya tekad kita bisa memperbaiki kesalahan tersebut. jangan patah semangat jangan pernah berhenti untuk berharap, bangkit dari keterpurukan. liahatlah karang selalu di terpa ombak tapi tetap kuat menahannya dan mampu membuat terpaan ombak menjadi tenang.

Bersabarlah, berusahalah, dan yang paling penting berdoa lah kepada yang maha kuasa. jangan buat diri kita takut dalam melakukan apapun karena taku hanya membuat diri kita tidak bahagia. ubalah sikap kita untuk masa depan yang lebih baik.

Saya sering mengalami kegagalan tapi inilah hidup. saya bertekad untuk mengubahnya, "orang laiin bisa kenapa saya tidak? sya juga seperti mereka." kontrol lah diri kita dalam hal yang berguna dan positif. jangan pernah sedih dan jangan menangisi kegagalan, nangis bukan penyelesaian tapi meredamkan emosi kita untuk bangkit dari keterpurukan.

saya tidak ingin gagal lagi , saya ingin bangkit dari keterpurukan ini berkat Ridho Allah SWT. AMIN

Senin, 23 Januari 2012

DUKA CITA SAAT MENGERJAKAN TUGAS IPAL

INSTALASI PENGELOLAHAAN AIR LIMBAH(IPAL)  INDRUSTI ...
Indrusti apa ya?? dikasih pilihannya indrusti hasil kehuatanan meliputi pulp dan kertas, karet dan plywood/ kayu lapis. Indrusti Perkebunan meliputi farmasi, gula, kelapa saeit, msg, dan tapioka. Gua bingung mau pilih yang mana? dan akhirnya gua pilih tapioka karena waktu gua SMA gua mengerjakan makalah lingkungan tentang tapioka. Susah-susah mudah si tapi malesnya itu gak teratasi. tapi gua mencoba bangkit, kerjain nyicil dari latar belakang, pendahuluan, tujuan, dan blablabla...
Saat mengerjakan gua ke rumah temen gua tuker informasi membuat gambaran pengegolahan limbah tapioka dan lain-lain. ada kejadian lucu di saat gua ke rumah temen gua sebut aja Nindi (nama sebenarnya), bersama Tulus (kekasihnya Nindi) niatnya pengen ngerjain limbah eh saat samapai di rumah Nindi kita bertiga malah nonoton "kambing jantan" hahaha. Tidak lama kemudia hilman datang langsung dia cek email dan selesailah tugas dia. Agak malaman lagi sepasang kekasih datang Ian dan Desi ingin menselesaikan tugas juga. Sampai-sampai gua tertidur dan bangun jam sebelas gua liat ian dan tulus lagi main pes di laptop gua dan gua main dalam mimpi gua :D.
Akhirnya tugas selesai dan tidak ada beban lagi di hati gua, mudah-mudahan dapet nilai yang bagus Amin. Bobotnya 20% wow.. oia terima kasih kepada ibu Haruki selaku dosen mata kuliah Limbah, IPAL. Dan terima kasih kepada teman-teman semua yang gak bisa di sebutin namanya supaya adil okkokok.

Instalasi Pengolahan Air Limbah Cair Indrusti Tapioka


1.1 Latar belakang
Singkong (manihot utilissima) disebut juga ubi kayu atau ketela pohon. Singkong merupakan bahan baku berbagai produk industri seperti industri makanan, farmasi, tekstil dan lain-lain. Industri makanan dari singkong cukup beragam mulai dari makanan tradisional seperti getuk, timus, keripik, gemblong, dan berbagai jenis makanan lain yang memerlukan proses lebih lanjut. Dalam industri makanan, pengolahan singkong, dapat digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong (tape/peuyem), singkong yang dikeringkan (gaplek) dan tepung singkong atau tepung tapioka.
Tapioka merupakan tepung singkong yang diolah baik secara tardisional dengan menggunaka sinar matahari, semi modern yang menggunakan mesin pengering, dan menggunakan mesin yang seluruh proses awal sampai akhir menggunakan mesin.
Dalam pembuatannya, tepung tapioka menghasilkan limbah, baik limbah padat dan limbah cair, oleh karena itu harus dilakukan pengelolaan limbah yang dihasilkan dari masing-msing setiap proses tersebut.

1.2 Tujuan
Mengetahui pengelolahan tepung tapioka dan pengelolahan dari limbah pembuatan tepung tapioka.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan , segregasi, penanganan, pemanfaatan dan pengolahan limbah. Dengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal, kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja. Bila pengelolaan limbah hanya diarahkan pada kegiatan pengolahan limbah maka beban kegiatan di Instalasi Pengolahan Air Limbah akan sangat berat, membutuhkan lahan yang lebih luas, peralatan lebih banyak, teknologi dan biaya yang tinggi. Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah (pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) akan sangat membantu mengurangi beban pengolahan limbah di IPAL.
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga, dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air buangan merupakan hal yang bersifat kotoran dari hasil suatu kegiatan.Jumlah aliran limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air, derejat pengelolahan air limbah yang ada. Puncak tertinggi aliran selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan dan bak pengaman (Sugiharto,1987).
Dalamair limbah terdapat bahan berbahaya dan berancun (B3). Menurut, PP RI NO 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa atau usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau dapat konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secar langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kealngsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Pada pengelolahan tapioka ini terdapat limbah b3 maka di perlukan IPAL dalam pengelolahannya.
Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu pengolahan pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment), dan pengolahan akhir (post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk mengkondisikan beban limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama. Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk menurunkan pencemar utama dalam air limbah. Selanjutnya pada pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah limbah agar sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan            (Jenia,2003).

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Perusahaan
PT Budi Acid Jaya Tbk (Perusahaan) adalah salah satu perusahaan di bawah Sungai Budi Group (SBG). SBG didirikan di Lampung pada tahun 1947, hanya dalam beberapa tahun setelah independensi Indonesia. Saat ini SBG tumbuh menjadi salah satu kelompok bisnis terbesar dalam sektor agribisnis di Indonesia.
Usaha pertama SBG adalah perdagangan untuk kopi, lada hitam, keripik singkong dan komoditas pertanian lainnya. Di bawah kepemimpinan Mr Widarto, sebagai Ketua dan Bapak Santoso Winata, sebagai Ketua Deputi, SBG telah cepat tumbuh dan melakukan diversifikasi di luar wilayah Lampung terutama di pulau Jawa serta di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Saat ini, SBG merupakan produsen utama tepung tapioka serta tepung beras, dan salah satu pemain utama dalam industri minyak sawit dan produk turunannya serta serangkaian produk yang digunakan sebagai bahan baku untuk makanan, kertas, kembang gula, bahan kimia dan industri lainnya.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1979. Pada tahun-tahun awal, Perusahaan telah 1 (satu) pabrik asam sitrat saja. Sejalan dengan pertumbuhan SBG dan sesuai dengan rencana SBG untuk melakukan Initial Public Off ering atas saham Perseroan, maka dalam rangka untuk meningkatkan nilai tambah, Perusahaan direorganisasi menjadi produsen singkong berbasis produk dengan produk utama di bentuk tepung tapioka dan asam sitrat.
3.1.1 Jenis Industri
13
Pabrik tepung tapioka
3
Pabrik asam sitrat
1
Asam Sulfat pabrik
3
Kantong plastik pabrik
1
Glukosa pabrik
1
Glukosa, fruktosa dan malthodextrine pabrik
1
Glukosa dan pabrik sorbitol
2
Modifikasi Pati Tapioka pabrik
1
MSG (monosodium glutamat) pabrik

3.1.2 Produk
Tapioka
            Pada produk tapioka dapat menghasilkan suatu makanan yang dijadikan bahan baku untuk kerupuk dan konsumsi rumah tangga. Pada produk tapioka terdapat juga bahan kimi yang dapat menjadi bahan baku glikosa, dektosa, fruktosa, dan untuk membuat pasta gigi. Pada produk tapioka dapat menjadi bahan baku pembuatan MSG, kertas, dan tekstil berdasarkan penetapannya dan pengelolahannya.

Kebutuhan tepung tapioka di kalamgan masyaratakatcukup tinggi karena digunakan sebagai bahan baku makanan seperti kulit singkong yang dijadikan keripik. Disamping itu limbah tapioka seperti kulit ubi kayu dan ampas tapioka (onggok) juga dibutuhkan untuk pakan ternak yang relatif berkembang.

3.2 Bahan Baku dan Bahan Penolong
            Bahan baku yang digunakan adalah ubi kayu (singkong). Bahan penolong  yang digunakan adalah tawas atau Sulfat Al2(SO4)3  dan  karbohidrat (CaOCl2) untuk pengendapan.




Pada meproduksi tepung tapioka pertama-tama singkong dipilih harus bagus. Selanjutnya dilakukan pengupasan terhadap kulit singkong  menggunakan pisau, kulit singkong yang telah dikupas dikumpulkan dan  ditampung pada ember dan  singkong yang telah di kupas ditampung dalam ember atau bak yang berisi air untuk membersihkan singkong dan menghilangkan asam sianida (HCN) yang terkandung pada singkong. Setelah dikupas lalu dilakukan pencucian dengan air bersih. Singkong yang telah bersih lalu di parut. Hasil dari parutan singkong di tambahkan air untuk di peras dan disaring dan menghasilkan air limbah dan padatan berupa onggok. Setelah dilakukan penyaringan diendapkan pada suatu bak atau ember lalu ditiriskan. Hasil dari tirisan tersebut dikeringkan dengan bantuan sinar matahari kemudian ditumbuk dan di ayak. Hasil akhirnya adalah tepung tapioka.


3.4 Limbah yang Dihasilkan
            Limbah yang dihasilkan pada pengelolahan tapioka ini berupa padatan dan cairan. Limbah padat pada pengelolahan tepung tapioka adalah kulit singkong dan hsail dari parutan singkong. Limbah cair yang dihasilkan berasal dari air pencucian dan perasan singkong. Limbah padat pada pengelolahan tepung tapioka disebut juga dengan onggok. Onggok merupakan bahan baku pembuat saus yang dapat dimanfaatkan untuk pembuat saus dan obat nyamuk bakar. Libah padat lain yaitu kulit singkong yang banyak dimanfaatkan untuk pupuk, bahan makan ternak, dan dapat diolah menjadi keripik kulit singkong. Limbah cair yang dihasilkan digunakan untuk mengairi sawah sekitar pabrik
3.4.1 Limbah b3
Setelah singkong di kupas, singkong ditampung dalam bak air dengan tujuan untuk menghindari pertambahan asam sianida. Dalam pencucian singkong digunakan air bersih/sumur supaya warna tepung yang dihasilkan bewarna putih. Pada proses pengendapan dimungkinkan masih ada air-air yang tersisa dan mengandung asam sianida.
 Menurut Adiwasastra (1992), sianida merupakan zat yang sangat beracun dan berbahaya. Garam-garam sianida jika masuk ke dalam tubuh dapat berubah menjasi asam sianida yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh, menyerang membran sel sehingga menyebabkan oksigen tidak dapat bersenyawa dengan hemoglobin untuk membentuk okshihemoglobin. Akibatnya oksigen tidak dapat beredar ke setiap jaringan sel dalam tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya kelumpuhan, termasuk alat-alat pernapasan sehingga menyebabkan kematian. Berdasarkan sifat dan reaksinya sianida digolongkan sebagai bahan B3.
            Sianida terdapat secara alami pada ubi kayu (singkong) maka pada proses produksi tapioka hampir seluruh tahapan ada sianida. Mulai dari pengupasan kulit, pencucian bahan baku, hingga proses pengendapan pati, dan pemisahan ampas serta seratnya. Namun sebagian besar sianida akan terpisahkan dan menjadi limbah pada waktu proses pencucian dan pengendapan patinya. Jika sianida terbentuk ini tidak diolah secara tepat, maka akan menimbulkan afek pencemaran yang serius. Pda lingkungan perairan, efek toksik sianida ditentukan dari konsentrasi asam sianida dan ion sianisanya. Sianida dalam bentuk ion kompleks tidak dapat digunakan untuk menentukan tingkat ketoksika dari suatu lingkungan perairann, karena sianida dalam bentuk ion kompleks dapat terurai menjadi dianida bebas dengan bantuan radiasi ultraviolet walaupun laju reaksinya sangat lambat (Othmer, 1979).




3.4.2 Air Limbah
            Air limbah menurut Sugiharto (1987) adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan  juga berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya . Dengan demikian  air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran  umum Jumalah aliran  air limbah dari industri bervariasi tergantung besar-kecilnya industri. Air limbah yang dikeluarkan apabila dimanfaatkan kembali air limbahnya maka jumlah limbah yang di buang pada outlet atau lingkungan tidak banyak.
Komposisi air limbah tapioka mempunyai kandungan yang bervariasi dalam air. Diantaranya sifat fisik, sifat kimiawi, dan sifat biologisnya yang dalam penanganannya berbeda-beda sesuai dengan keadaannya.
Sifat fisik air limbah dilihat dari banyaknya endapan yang ada pada air. Sifat fisik ini menunjukkan kekotoran air limbah sehingga kandungan pada tepung tapioka dapat mempengaruhi air menjadi keruh , bau, dan merubah warna air. Zat-zat padat yang bisa mengendap adalah zat padat yang akan mengendap pada kondisi tanpa bergerak atau diam kurang lebih 1 jam sebagai gaya beratnya sendiri.
Sifat kimia air limbah yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkan. Semakin besar konsentrasi bahan pencemar dalam air semakin terbatas penggunaan air. Karakteristik kimia terdiri dari kimia anorganik dan kimia organik. Pada umumnya kandungan bahan organik yang dijumpai dalam air limbah berisikan 40-60% adalah protein, 25-50% berupa karbohidrat serta 10 % lainya berupa lemak atau minyak. Bahan anorganik meningkat sejalan dari asal air limbah berasal.(Sugiharto, 1987).
Sifat biologi limbah melihat bakteri-bakteri yang berada pada air limbah. Pada limbah cair yang dihasilkan dari pengelolahan air limbah tapioka terdapat bakteri-bakteri yang mungkin bahaya bila dibuang langsung ke lingkungan karena akan mempengaruhi kesehatan pada manusia dan merusak organisme yang ada.




3.4.3 Karakteristik Limbah
Warna
            Warna air limbah dari proses pencucian singkong umumnya putih kecoklat-coklatan disertai suspensi yang berasal dari kotoran-kotoran  dan kulit singkong sedangakn yang berasal dari proses pemisahan pati bewarna putih kekuningan. Air limbah tapioka yang masih baru biasanya berbau seperti ubi kayu apabila dibiarkan akan mengakibatkan bau yang menyengat.
COD (Chemical Oxygen Demand)
            COD merupakan suatu parameter  untuk menentukan pencemaran air limbah COD adalah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan-bahan yang dapat teroksidasi oleh senyawa oksidator. Pada KEP-03/MENLH/II/1991 COD kadar maksimum sebesar 400 mg/L.
BOD (Biochemical Oxygen Demand)
            BOD adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk proses metabolisme mikroorganisme. BOD5 adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram per liter yang dibutuhkan dalam kondisi khusus untuk mengurangi benda organik secara kimiawi. Pada KEP-03/MENLH/II/1991 BOD5 ditetapkan kadar maksimum sebesar 200 mg/L
3.5 Pengelolahan Limbah
            Tujuan utama pengelolahan air limbah adalah untuk mengurangi limbah fisika, kimia, dan biologi pada pemgelolahan tapioka. Pada pengelolahan  limbah dilakukan penyaringan, netralisai, pengendapan, reaktor lumpur aktif, karbon aktif,dll.
Proses biologi deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau proses biologi terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi  iologi dengan lumpur aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process dan an-aerobic process. Pemeriksaan biologis di dalam air limbah untuk memisahkan bakteri-bakteri patogen berada dalam air limbah. Dalam proses biologis ini diperlukan untuk mengukur kualaitas air. Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan kimia atau larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu.
Proses fisika menurut sugiharto (1987), proses fisika bertujuan untuk mensortir krikil, lumpur, menghilangkan zat padat, memisahkan lemak maka proses fisika ini bertujuan untuk mengendapkan. Dalam mengendapkannya bisa digunakan cara screening, grit chamber, equalisasi, dll.
Proses kimiadigunakan  menghilangkan zat – zat kimia yang ada pada air limbah. Proses kimia yang diterapkan pada pengilangan minyak adalah netralisasi dan karbon aktif. Pada air limbah kilang minyak yang dihasilkan air limbah bersifat basa. Proses netralisasi yang dilkukan yaitu penambahan H2SO4 (asam Sulfat), HCl, asam sitrat (HNO3), asam fosforat (H3PO4). Selanjutnya senyawa – senyawa organik yang tidak dapat terurai digunakan proses karbon aktif untuk menguraikan senyawa tersebut.






BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            Dalam sebuah industri akan menghasilkan limbah baik padat, cair, dan gas. Limbah tidak dapat dibuang tanpa adanya tahapan pengelolahan, pengelolahan limbah atau IPAL dilakukan untuk menjaga keseimbangan hasil pembuangan limbah ke lingkungan, supaya tidak terjadi pencemaran lingkungan yang merugikan kehidupan yang ada di sekitarnya. Limbah dalam proses tapioka ini tidak semuanya mengandung bahaya maupun beracun seperti pemanfaatan kulit singkong menjadi keripik singkong, onggok salah satunya menjadi bahan obat bakar nyamuk, dan limbah padat lainya bisa menjadi bahann makan ternak. Jadi, limbah industri yang tidak berbahaya dapat diolah menjadi sesuatu yang menguntungkan.



4.2 Saran
            Dalam pengelolahan IPAL hasil dari outlet harus sesuai dengan keputusan mentri yang berlaku. Supaya tidak melebihi kadar maskimum yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Untuk indrustin kecil perlu diperhatikan hasil dari limbah yang diproduksinya dengan cara memberikan penyuluhan bagi indrusti kecil ataupun indrusti rumah tangga yang memproduksi besar-besaran tentang pengelolahan air limbah yang dihasilkan supaya tidak melakukan pencemaran.

DAFTAR PUSTAKA

Selasa, 13 September 2011

Lubang Resapan Biopori


Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktifitas organisme di d alamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna lainnya. Lubang-lubang Yng terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air dalam tanah.
Lubang resapan biopori merupakan lubang selindris yang di buat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air dangkal, tidak sampai melibihi kedalamn muka air tanah.
Biopori dapat mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi. Secara alami kondisi seperti itu dapat di jumpai pada lantai hutan dimana serasah atau bahan organik terumpuk di bagian permukaan tanah. Bahan organic ini selanjutnya menjadi bahan pakan (sumber energi) bagi fauna tanah untuk melakukan naktifitasnya termasuk membentuk biopori. Pada ekosistem lantai hutan yang baik, sebagian besar air hujan yang jatuh dipermukaanya akan diresapkan ke dalam tanah.
Ekosistem demikian dapat ditiru di lokasi lain dengan membuat lubang vertikal ke dalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya di isi bahan organik, seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan sejenisnya. Bahan organik ini kelak dijadikan syumber energy bagi organism di dalam tanah sehingga aktifitas mereka akan meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang terbentuk.
Pembuatan sumur biopori ini sangatlah aman, semakin banyak air yang masuk ke dalam tanah sehingga menambah cadangan air tanah dan membantu mengatasi masalah banjir serta masalah sampah yang banyak terjadi di kota-kota besar. Selain itu, masyarakat nantinya juga akan terbiasa memisahkan sampah organik dan non-organik.
manfaat sumur biopori dapat meningkatkan daya resapan air, mengugah samapah organik menjadi kompos, memanfaatkan fauna tanah dan atau akar tanaman, mengurangi genenangan air yang dapat menimbulkan penyakit.Sumur biopori dapat berfungsi sebagai pencegah terjadinya erosi tanah dan tanah longsor, membuat kompos alami dari samaph organik yang dibakar, 

cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air :
1. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.
2. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.
3. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.
4. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).

Semoga bermanfaat :)
Referensi :
www.biopori.com
www.rspondokindah.co.id
organisai.org

Selasa, 06 September 2011

Dinamika Sosial



Pengertian Dinamika Sosial

Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamikaberati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.

Sebab-sebab terjadinya dinamika sosial adalah berubahnya struktur kelompok sosial, pergantian anggota kelompok, dan perubahan situasi sosial dan ekonomi. Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Berfungsi sebagai kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan segala perkerjaan, dapat mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi bahan pekerjaan yang terlalu besar sehingga lebih cepat, efisien, dan efektif, dan menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat.

Maka Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.

PENGERTIAN, PERBEDAAN, DAN BAGIAN-BAGIAN AMDAL DAN ANDAL

Analisa dampak lingkungan atau disingkat menjadi Andal sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact Assesment yang kedua-duanya disingkat menjadi EIA.

Analisis dampak lingkungan adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan, sedang analisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal dirumuskan sebagai “status analisis mengenai dampak lingkungan dari suatu proyek yang meliputi pekerjaan evaluasi dan pendugaan dampak proyek dari bangunannya, prosesnya maupun sistem dari proyek terhadap lingkungan yang berlanjut ke lingkungan hidup manusia, yang meliputi penyusunan PIL, TOR Andal, RKL dan RPL”.

Menurut pp no 27 tahun 1999 tentnag analisis mengenai lingkungan , AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

Analisis dampak lingkungan (ANDAL) merupakan bagian dari analisis mengenai dampak lingkungan(AMDAL), di mana dalam AMDAL tiga unsur kegiatan yaitu ANDAL, RKL (Rencana Kelola Lingkungan), dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan). Menurut pp no 27 tahun 1999 tentnag analisis mengenai lingkungan , AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.



Analisis dampak lingkungan (ANDAL) merupakan bagian dari analisis mengenai dampak lingkungan(AMDAL), di mana dalam AMDAL tiga unsur kegiatan yaitu ANDAL, RKL (Rencana Kelola Lingkungan), dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan).
Menurut pp no 27 tahun 1999 tentnag analisis mengenai lingkungan , AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Analisis dampak lingkungan (ANDAL) merupakan bagian dari analisis mengenai dampak lingkungan(AMDAL), di mana dalam AMDAL tiga unsur kegiatan yaitu ANDAL, RKL (Rencana Kelola Lingkungan), dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan).

ESAI KIMLING

Air adalah sumber utama yang penting untuk kehidupan yang hidup di bumi ini. Hampir 71% di permukaan bumi adalah air. Dalam pertanian air sungai digunakan untuk pertanian, sebagai sumber baku air minum, saluran pembuangan air hujan dan limbah, bahkan jadi tempat wisata. Dalam tulisan ini saya akan membahas tentang air sungai dan baku mutu air.
Air sungai merupakan air yang mengalir dari mata air lalu menuju sungai-sungai kecil dan kemudian membentuk sungai utama. Sungai utama mengalirkan ke samudra, danau, dan laut. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi1.
Baku mutu air, adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya.Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air Pasal 7 ayat 1 berdasarkan peruntukannya air dibagi ke dalam empat golongan yaitu :
1. Golongan A
Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B
Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C
Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D
Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.
Dalam peraturan pemerintah no 20 tahun 1990, air sungai termasuk golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum, kita bisa melihat parameter suhu, dan ph berdasarkan parameter PP no 20 tahun 1990 tentang syarat-syarat kualitas air golongan B sebagai berikut :

No
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Keterangan
1
Fisika
- Suhu
-Zat Padat Terlarut
° C
mg/L
Suhu air normal
1000
-
-
2
Kimia
pH
-
5-9
-

Suhu normal yang dimaksud adalah suhu normal air sebesar 29°C. Kita juga bisa melihat parameter suhu, warna, pH, dan kekeruhan air sungai menurut permenkes no. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air dapat dilihat pada tabel berikut :

No
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum yang Diperbolehkan
Keteranagan
1
Fisika
-Suhu
° C
Suhu Udara ± 3° C
-
-Warna
Skala TCU
50
-
- Kekeruhan
Skala NTU
25
-
2
Kimia
PH
mg/L
6,5 – 9,0
-